Selasa, 02 Desember 2008

OPERA KAMAJAYA;

1.
berharap keheningan diciptakan,
menjadi wening yang anggun
ketika nafas yang kau nyanyikan
adalah debar – karang ditampar ombak

embun menetes, berdenting membentur belukar asa....
air mata yang mengalir, menjadi rahsia baru dalam hening yang lama

kau tancapkan saja hari ini,
seolah pasak...
dan kenangan terhempas,
bergelantungan pada tambang
ingatan dan impian
berbaur dalam mata kita;
mata kita, mata luka, luka air mata...

2.
bercerita pada semesta
tentang luka yang dipelihara
oleh cinta

bercerita pada setiap nyawa
tentang perdu rindu dan gejolak rahsa
walau sulit dimengerti
....karena bahasa kita
bahasa batara kamajaya
bahasa para pemuja kawi
dupa kita air mata
cawan kita: n e s t a p a

lalu berceritalah semesta pada kita
tentang kebodohan hati
untuk tetap memelihara cinta
yang semestinya sudah lama kandas
karena rama shinta tak lagi ada
karena rahwana tetap saja berkuasa
mengapa pula masih bertahan?

namun kamajaya dalam jiwa
tetap meronta
berharap jadi “hanoman”
berharap rela jadi shinta yang minta pati obong

atas nama cinta
atas nama cinta yang tak nyata
atas nama cinta yang semestinya telah tiada....

luka itu dibiarkan saja
air mata itu tumpahkan saja....