tak banyak kata yang bisa mewakili rahsa dalam dada,
karena tak ada lagi tatapan dekat,
senyuman hangat,
semua berganti sepi;
semua berubah menjadi nihil yang dingin;
tapi karang tak hancur oleh badai,
masih ada ruang kecil untuk kerang bersarang,
masih ada bilik kecil untuk lumut bersembunyi,
adalah cinta dalam hati yang diam dalam gulita
adalah kerinduan yang tersimpan entah di satu tempat
aku di dalam labirin, di mana hati-mu di sisi lain
dan aku tak sanggup menemukannya
aku dalam gulita tanpa pelita,
di mana cinta ini kehilangan ruang
kerja keras menggali tanah, tak peduli orang tak peduli, merangkak terus perlahan menuju pusat bumi, sampai habis nafas, sampai seluruh kulit mengelupas aku berikan padaMu, hanya pada-Mu
Rabu, 28 Januari 2009
lagu kangen;
adalah keheningan yang cekung,
berdetak nadi begitu sepi
di mana rasa-mu
begitu kehilangan hati ini, menanti-nanti
tersenyumlah sedikit saja
akan aku rasakan hangatnya
hinggap ke ujung hati
ayolah... berikan sedikit obat rindu itu
hingga embun terasa anggun
menetes dari ujung daun
dan dentangnya menggema di awan senja...
dan lepaslah nafas ini
beterbangan mancarimu
pejamkan mata, biarlah telaga indah-mu
tersimpan di balik kelopak mata
lalu aku hembuskan perlahan
senandung kerinduan,
dengan senyuman damai
cukuplah semesta sebagai saksi cinta: ”kita”
berdetak nadi begitu sepi
di mana rasa-mu
begitu kehilangan hati ini, menanti-nanti
tersenyumlah sedikit saja
akan aku rasakan hangatnya
hinggap ke ujung hati
ayolah... berikan sedikit obat rindu itu
hingga embun terasa anggun
menetes dari ujung daun
dan dentangnya menggema di awan senja...
dan lepaslah nafas ini
beterbangan mancarimu
pejamkan mata, biarlah telaga indah-mu
tersimpan di balik kelopak mata
lalu aku hembuskan perlahan
senandung kerinduan,
dengan senyuman damai
cukuplah semesta sebagai saksi cinta: ”kita”
Langganan:
Postingan (Atom)