Rabu, 06 Januari 2010

bercakap pada sepi

Selamat malam,
Ini tentang cara bercakap. Bercakap dengan orang lain, bercakap dengan kahanan, bercakap dengan diri sendiri. Ini tentang cara bertutur, pemilihan kata, pemilihan emosi yang melingkupi segenap kalimat, pemilihan kondisi dua hati yang mustinya saling terbuka. Ini masalah bertutur. Bagaimana diam menjadi bagian dari kata-kata. Ketika diam justru menjadi media yang tepat untuk bertukar informasi.
Naif memang.... karena diam yang kita bangun justru bentuk bukti nyata dari perhatian yang coba aku berikan padamu. Karena diam adalah bagian dari kahanan yang engkau minta. Naif memang...
Seolah meletakkan belati di dinding jantung. Lalu perlahan, terobek, perih, sakit, namun ini adalah bagian dari perhatian yang ingin aku berikan, karena sungguh... karena sungguh.... mungkin saja ini yang engkau minta. Aku bercakap pada sepi. Aku menatap pada harap, yang entah sampai kapan, fragmen aneh ini dapat kita akhiri.

Tidak ada komentar: